Mei 28, 2020

Lebaran Kali Ini?


Lebaran Kali Ini? Lebaran kali ini, terlalu berbeda dari lebaran tahun-tahun sebelumnya. Dimulai dari wabah yang melanda Indonesia dan semesta. Perbedaan yang lainnya adalah bahwa waktu benar-benar berputar, dan aku terus menua tapi apakah aku bertumbuh? Lalu, apakah dendam itu bertumbuh juga?

Wabah pandemi virus covid-19 menyerang bumi, dimulai dari Wuhan-China di akhir tahun 2019. Wabah semakin melebar, dengan di tutupnya akses keluar-masuk kota tersebut. Lockdown! Ada yang mengatakan bahwa virus ini menyebar dari kebiasaan orang-orang di Wuhan, Cina yang senang mengkonsumsi kelelawar dan hewan-hewan lainnya yang tidak lazim untuk di konsumsi. Ada juga yang mengatakan bahwa, virus ini menyebar karena adanya kebocoran laboratorium di Cina. Who known!!

Singkat cerita virus ini menyerang Indonesia, mengharuskan kita untuk #dirumahaja. PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) pun dilakukan di beberapa daerah di Indonesia, diantaranya Jakarta, Bandung, Padang dan daerah lainnya. So, aku tidak bisa mudik. Maka aku akan melewati hari raya lebaran di Medan, bersama keluarga di sini. Berlebaran di Medan, bukan kali pertama bagiku, karena tahun kemarin juga aku melewati lebaran di Kota Medan. 

Covid-19 yang mewabah, mengubah kebiasaan orang-orang, seperti mencuci tangan lebih sering, memakai masker, menjaga jarak dan tidak berkeliaran jika tidak penting. Selain itu, kita juga melakukan berbagai protokol ketika tiba di rumah, demi melindungi orang tersayang di rumah dari jahatnya virus corona, yang mungkin saja terbawa dengan kita.

Medan, sudah menjadi zona merah, tapi masih bertahan dan pemerintah belum memberlakukan PSBB. Hanya, ada beberapa peraturan yang harus ditaati masyarakat demi mengurangi terpaparnya virus corona. WFH (work from home ) pun menjadi trend, aku termasuk salah satu orang yang melakukan kerja di rumah.
Lebaran kali ini, menjadi lebaran yang berbeda di kehidupan aku yang semakin menua. Yah, menua secara umur, menua mengikuti irama waktu yang terus berputar secara beraturan. Lebaran, bisa menjadi salah satu alasan kita berkumpul dan bertemu orang-orang yang jarang kita temui. Tapi, disaat pandemic seperti ini, ternyata tidak menyurutkan niat orang-orang untuk bersilaturahmi, mengatasnamakan lebaran.

Kaget! Ini hal pertama ketika tamu pertama kami datang. Serombongan saudara dari pamanku yang sudah meninggal. Seorang remaja putri menyapaku dan menyebut namaku. Aku berpikir keras, mengingat dia. Awalnya aku tidak mengenali siapa tamu yang duduk di ruang tamu ini. Tapi, kemudian ingatan-ingatan itu, mulai bermunculan dan kalian tahu siapa yang menyapaku barusan. Dia adalah salah satu monster kecil yang aku benci dulu, saking nakalnya. Bahkan aku menjulukinya tiga monster kecil. Masya Allah, tidak monster kecil itu sekarang sudah berubah menjadi remaja-remaja putri yang cantik dan sopan. Ya Allah, ternyata waktu sudah berlalu begitu cepatnya, mereka dewasa karena keadaan. Dan, aku tahu bagaimana kehidupan mereka dari tanteku, setelah mama nya meninggal. Tentang kelakuan, mama nya yang kadang bikin kita tidak habis pikir. Dibalik itu semua, mereka bertumbuh dengan baik. Kemudian, aku berpikir dan menghapus dendam masa laluku. Toh, aku membenci saat itu, setelahnya aku tidak pernah mendengar kabar mereka lagi. Mianhae! (*bungkuk ala korea)
Lebaran kali ini berbeda,karena secara tiba-tiba teman-teman masa kecilku menghubungiku. Akhirnya aku bisa kembali menyapa mereka, walaupun aku tersadar kalau salah satu teman baikku meninggal satu hari sebelum hari ulang tahunku. Neng Tia, aku tidak tahu mungkin pesan di hari Minggu itu bisa menjadi salah satu pertanda bahwa kami akan pergi. Maaf, selama ini aku abaikanmu, bukan aku tidak ingin seperti dulu, tapi entah kenapa,  sepertinya dunia tidak adil padaku. Bahkan kamu tahu semua rahasiaku, dan menasehatiku seperti biasa. Iya, ternyata dia bukan jodohku. Bahkan, mengingat masa lalu, seperti mengingat dia, karena kebersamaan kita tidak lepas dari dia. Hmm, semoga kamu tenang di sana. Bogo Sipda!

Setelah sekian lama tidak berkomunkasi, teman dekatku mengirimkan pesan. Aku senang bisa kembali berkomunikasi dengannya. Lalu, dia bercerita bagaimana orang tuanya merindukan aku. Aku minta maaf, karena selalu tidak sempat untuk menjenguk orang tuamu. Padahal kedekatan kita dulu, sangat dekat. Aku tahu, banyak hal terjadi dikehidupan kami, dan aku bisa bayangkan bagaimana air mata mamahmu mengalir menyaksikan keadaan keluarga kami.  Insya Allah, suatu saat aku akan mengunjungimu.  Neoreul bogoshipeo..Nan neoreul saranghae..

Yah, lebaran kali ini, benar-benar berbeda. Tapi, tentu saja selalu ada hikmah dibalik bencana. Semoga, wabah covid-19 yang melanda Indonesia dan dunia, segera berakhir. Vaksin dari wabah ini segera ditemukan, dan bisa menyembuhkan orang-orang. Sehingga kita bisa melakukan aktivitas seperti biasa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar