Liburan Nekat ke Parapat danSidamanik di Libur Lebaran. Ini bisa jadi sebuah keputusan yang sulit banget aku ambil, yaitu untuk tetap
berada di Kota Medan saat moment
Lebaran dan menghabiskan waktu libur lebaran bersama keluarga yang berada di
Kota Medan. Sulit? Tentu saja, karena aku sudah berjanji mengajak keluargaku
yang di Kota Cianjur untuk berlibur ke Jogja. Hmm, dari beberapa bulan sebelum rencana ini aku sudah banyak
bertanya mengenai trip ke Kota Gudeg
ini. Mulai dari transportasi, penginapan, kuliner dan semua hal yang bisa kami
kerjakan di sana. Ada beberapa orang blogger
traveller dan teman-teman yang emang
orang sana yang aku ajak diskusi mengenai Jogja. Hehehe, eh malah nggak jadi (*Sorry yah semua, maybe next time-promise to myself-Insha Allah)
Yah, manusia hanya bisa berencana dan
Tuhan juga yang menentukan. Jogja cancel,
dan aku memilih tinggal di Kota Medan. Akhir-akhir puasa sempat merasa menyesal
juga sih, kenapa nggak pulang ke
kampung halaman. Malah, aku berpikir, this
is the wrong choice that I taken, harusnya
aku berada di rumah mamahku saat akhir puasa ini, membantu beliau mempersiapkan
semuanya untuk lebaran. Dan biasanya aku selalu cerewet mengenai kebersihan
rumah, sehingga kadang aku minta adik-adikku untuk merapikan rumah.
Memilih berada di Kota Medan, tidak
melulu salah dan keputusan yang salah, karena ada beberapa keuntungan berada di
Kota Medan saat lebaran kali ini. Salah satunya menyimpan uang lebih untuk
modal nikah. (*Aaaaamiiiiiinnnnnn-mohon diaminkan juga yah).
Keuntungan kedua, bisa mengabulkan keinginan ibukku untuk berlebaran
bersamanya, ketiga bisa dapat THR (Tunjangan Hari Raya) dari Oom yang baik hati
dan keempat bisa liburan nekat bareng keluarga kakakku ke Parapat menikmati
keindahan Danau Toba dan Pulau Samosir serta menikmati kebun teh di Sidamanik.
Singgah sebentar menikmati teh manis |
Kabar keluarga Kak Linda-Bang Bobby
(kakak sepupuku-suami) untuk mengisi libur lebaran bersama anak-anaknya adalah
berlibur ke Sidamanik, melihat Kebun Teh sudah tersiar sejak pertengahan bulan
puasa. Tapi, seperti yang aku bilang di atas, bahwa manusia hanya bisa
berencana tapi Tuhan juga ‘kan yang menentukan.
Biasanya kalau rencana mengunjungi sesuatu atau melakukan sesuatu tingkat
kesuksesannya hanya 40% saja. Jadi, aku juga tidak terlalu berharap bisa ikut trip mereka. Toh, aku sudah berencana untuk mudik, udah mau beli tiket pulang.
Di Hari Lebaran akhirnya aku
mendengar kemantapan hati mereka untuk liburan ke Kebun Teh di Sidamanik, so aku mendapat keyakinan juga kalau
kali ini mereka tidak main-main untuk berliburan ke sana. Setelah menyambangi
semua keluarga yang dituakan,
akhirnya mereka mantap untuk ke sana, dengan mengajak beberapa anggota keluarganya
untuk turut serta. Ibuku dan aku juga ikut pada akhirnya.
Jam lima subuh kami memulai
perjalanan kami, sampai di Kota Siantar mungkin sekitar jam 10-11an, lupa
soalnya nggak lihat jam. Setelah menemukan toko yang menjual Roti Ganda, kami
melanjutkan perjalanan menuju ke Kebun Teh Sidamanik, dengan memanfaatkan tiga eh empat smartphone untuk mengetahui
arah mana yang harus kami ambil untuk menuju ke sana. Dari toko yang menjual
Roti Ganda, kami melanjutkan perjalanan, melewati toko-toko, tempat
pemancingan, perumahan TNI, Jl. Sisingamangaraja-Jl.Ade Irma Suryani- Jalan
Gereja dll. Yang akhirnya kami tersadar bahwa kami melewati jalanan yang sama
sebanyak tiga kali.
Aku hanya melihat GPS ku, melihat GPS yang digunakan yang lain juga, dan arah kami kayaknya sama,
tapi kenapa harus berputar-putar di tempat yang sama? Kami hanya bisa tertawa
di dalam mobil, hahahaa…
Akhirnya si pengendara Bang Bobby
memutuskan untuk melanjutkan perjalanan ke Parapat, mungkin karena kesal nggak
dapat menemukan Kebun Teh Sidamanik di peta. Toh, akhirnya kami juga pasrah, walaupun semuanya tidak menyiapkan
perbekalan yang cukup untuk menginap. Nekat banget yah, masa mau liburan yang tadinya mau pulang eh malah nginep, dan aku tidak membawa semua perlengkapan tempur
untuk menginap, minus baju ganti, baju tidur, charger hape, peralatan mandi, make
up, dan uang. Lihat aja, fotoku bajunya itu-itu aja, karena emang nggak ada baju lain.
Pose rame-rame |
Senang juga sih, kita ke Parapat
soalnya aku belum pernah ke sana, melihat Danau Toba lebih dekat. Walaupun,
tidak membawa perlengkapan untuk menginap. Aku menghubungi salah seorang teman
lama yang emang sudah lama tidak ketemu, tapi ternyata dia sudah ada acara.
Hmm, baiklah mungkin bukan rezeki untuk bisa bertemu dengannya lagi. Namanya
juga ini liburan dadakan.
Parapat, ternyata memiliki udara
yang sejuk seperti di kampungku. Pagi hari menjadi sangat menyenangkan karena,
udara dinginnya kembali membawa lamunanku terbang ke kampungku. Ini bisa
sedikit mengobati rasa kangen terhadap rumah.
Enjoying the swiming pool |
Tiga Generasi dari Tante-Aku-Keponakan |
Kami masih penasaran dengan Kebun
Teh Sidamanik, jadi aku coba menghubungi temanku Rudi si MedanWisata untuk
mengetahui tentang kebun teh yang kami tuju. Aku juga memposting sebuah photo
di Instagram, dengan beberapa kalimat
yang intinya, kami tidak jadi ke Kebun Teh karena tersesat oleh petunjuk GPS yang salah.
Yaeahhhh, akhirnya kami menemukan “buruan”
kami, Kebun Teh Sidamanik yang mirip dengan Kebun Teh di Puncak. Sedikit
bertanya itu lebih baik dari pada terlalu mengandalkan kecanggihan dari smartphone. Padahal aku pengguna Google
Maps yang baik loh, dan selalu
mendapatkan tujuan yang aku cari di Google
Maps lengkap dengan arahnya.
Ada beberapa pelajaran juga yang
pastinya bisa diambil dari trip nekat ini, diantaranya kalau nekat yah nekat,
dan semua akan baik-baik saja. Intinya hanya butuh keyakinan dan kepercayaan
bahwa semua akan baik-baik saja, abangku mengambil keputusan ini juga tidak
tanpa perhitungan. Dia yakin-percaya dan dia bisa, pada akhirnya kita
senang-senang, sekali dayung dua pulau terlampui.
Aku tahu tidak bawa baju, di situ
otakku langsung mencari solusi mengatasi hal ini. Akhirnya beli baju untuk
tidur aja, heee (*sebenarnya abang sepupuku yang beliin,
makasih yah). Lagipula aku orangnya tidak susah dan mudah-mudahan tidak
menyusahkan. Hmm, bisa jadi travel mate kamu yang tidak menyusahkan gitu sih, kalau kalian tidak masalah
dengan “menggembel”, so why not?
Akhirnya aku mengetahui kenapa kami
muter-muter di tempat yang sama, karena jaringan juga mempengaruhi saat membuka
Google Maps, hmm ternyata aku salah mengetikkan tujuan di pencariannya. Hmm, aku mengetik Kebun Teh Sidamanik, dan itu tidak ada di sana, malah mengarah ke
tujuan yang lain, karena setelah membuka GPS
kembali, Sidamanik yang kami tuju berada jauh dari tujuan di GPS yang aku temukan. Hmm, itulah terlalu
mengandalkan mesin. Padahal masih ada mulut untuk bertanya, benar kata pepatah
malu bertanya yah jalan-jalan. Yah, inilah Liburan Nekat kami ke Parapat dan Kebun Teh Sidamanik di Libur Lebaran ini.
So, jangan malu untuk bertanya di
jalan yah!