Cerita ABG: Seks di Masa Muda Belia
11:18 AMGambar diambil dari makasar.tribunnewscom |
Iringan
lagu Clair de Lune-nya Claude Debussy mengalun merdu di telingaku, sayup-sayup
suaranya menerbangkan anganku jauh ke masa dimana aku masih dikatakan remaja
atau biasa disebut orang-orang sebagai anak baru gede (abg).
Demi
mengikuti ajang menulis ini, aku harus memeras otak untuk membantu membersihkan
hasil pencarian di google yang selalu mengarah ke arah yang negatif mengenai cerita abg.
Berikut
adalah cerita para abg yang terjadi
di wilayah kita, yang terkadang kita mengabaikannya atau bahkan menutup mata
karena menganggap bahwa ini adalah wilayah yang tidak harus kita jamah atau
dekati. Atau kamu bakalan terseret ke lembah hitam ini tanpa seorang pun bisa
mengobati penyesalan teramat dalam terhadap apa yang telah kamu lakukan. Yaitu
Seks di masa muda belia.
Pernah
dengar kata ESKA??
Beberapa
tahun lalu, ketika aku menjadi asisten salah seorang dosen di kampusku yang
merupakan ketua dari PSGPA (Pusat Studi Gender dan Perlindungan Anak) di Unimed
(Universitas Negeri Medan) yang mengenalkan aku mengenai bahasan ini. Dan
akhirnya membawa aku menjadi salah seorang panitia dari seminar yang diadakan
oleh Lembaga Penelitian di Kampusku ini dan ECPAT Indonesia yang menghadirkan Ahmad
Sofian (Koalisi Nasional Penghapusan Eksploitasi Seksual Komesial Anak-Jakarta)
dan Siripon Skorbanek (Director of Bureau of Anti Trafficking in Women and
Children- Keynote dari Thailand).
ESKA adalah singkatan dari
Eksploitasi Seksual Komersial Anak. ESKA
merupakan sebuah pelanggaran mendasar terhadap hak-hak anak yang berupa
kekerasan seksual oleh orang dewasa dengan pemberian imbalan kepada anak abg,
orang ketiga atau orang-orang lainnya.
Tau
nggak, ternyata semakin berkembang luasnya industri seks di beberapa negara termasuk Indonesia, mendongkrak permintaan
pasar terhadap anak-anak. Sehingga semakin banyak anak yang dipaksa menjadi
Pekerja Seks Komersial (PSK).
Gambar diambil dari lensaindonesia.com |
Ya
ampun, miris ‘kan dengernya.
Abg adalah masa peralihan dari
anak-anak menuju remaja. Dimana pada masa ini mereka masih mencari jati diri,
dengan berbagai keingintahuan yang teramat besar dari banyak hal.
Salah
satunya adalah seks!
Anak-anak
zaman sekarang berbeda dengan anak-anak ketika zaman kita dulu. Yah, bumi
semakin tua dan semua perkembangan semakin maju serta modern. Jadi memang
pantaslah kalau anak-anak sekarang lebih maju dari kita. Cuma satu hal yang aku
sayangkan, anak-anak zaman sekarang telah mengetahui “seks” sebelum usia mereka benar-benar pantas untuk mengentahui seks
itu sendiri.
Bukan
tidak boleh anak-anak atau kita sebut saja para abg itu mengetahui tentang apa itu seks. Toh, orang tua yang bijak pasti menjelaskannya dengan baik
kepada anak mereka yang mulai beranjak dewasa, seperti ketika seorang wanita
mengalami haid pertama mereka maka seorang ibu wajib memberikan penjelasan
mengenai apa itu haid, dan kenapa hanya terjadi pada kaum hawa.
Dan
kenyataannya hal-hal yang seperti itu tidak pernah ditanyakan kepada ibu mereka
atau orang tua mereka. Ketika seorang anak beranjak dewasa, maka temanlah
menjadi salah satu tempat curhat mereka bukan orang tua. Sehingga kedekataan
antar ibu-anak pun tidak pernah tercipta.
Seks memang tabu untuk dibicarakan
saat kita masih anak-anak (zaman kita lohh duluu banget). Tapi sekarang
sepertinya hal tersebut tidak berlaku lagi. Bahkan, bertambah miris ketika
mendengar pengakuan salah seorang teman kerja yang mengatakan bahwa ada
anak-anak abg berusia 14-15 tahunan
membicarakan masalah hubungan suami-istri
di angkot dan mengatakan bahwa mereka menikmati “pengalaman seks” mereka. Aku aja yang dengernya dari temenku itu
yang jelas-jelas tidak berada di sana merasa malu, kok dia yang ngomong, biasa
aja? Aneh!
Dimana
moral mereka? Orang tua mereka telah gagal mendidik anak! Tidak adakah
pendidikan agama pada mereka? Naudzubillah,.. mereka telah masuk ke dalam
lembah hitam itu.
Terkadang
para abg masuk ke dalam lembah hitam
karena adanya orang ketiga seperti paksaan dari orang lain atau karena teman
bahkan yang lebih gilanya lagi dari keluarga sendiri. Para abg diberlakukan sebagai objek seksual dan komersial. Ini adalah
perwujudan dari kerja paksa dan perbudakan modern terhadap anak. Sebab tak
jarang anak-anak muda belia yang dipaksa untuk melayani nafsu bejat dari
orang-orang dewasa, sehingga mereka mengalami kekerasan fisik dan trauma.
Di
Indonesia sendiri banyak anak abg
menjadi korban ESKA. Mayoritas mereka dipaksa bekerja dalam perdagangan seks yang berlangsung di pusat-pusat
prostitusi, tempat hiburan, karaoke, panti pijat, pusat perbelanjaan dan
lain-lain. Dengan pelaku adalah penduduk lokal (Kompas, 4/8/06).
Pelacuran anak-anak abg sudah
menjadi fenomena yang menyedihkan sejak lama di Indonesia, begitu juga di
Medan. Tahun 1998, fenomena anak-anak
abg mulai marak di Medan. Menurut
kompensasi yang diterima dari “konsumen”, para pelacur anak abg di Medan dapat
dibagi menjadi dua kategori yang essensial, yaitu pertama apa yang disebut
dengan “Bonsay” dan Kedua adalah
“Sewa” atau “Barges”. Bonsay (Bondon Sayang) mengacu pada
kelompok wanita muda (abg) yang sering keluar masuk diskotik, pub, cafe, mall
dan pusat-pusat hiburan kota yang selain untuk sekedar cuci mata juga (dengan
alasan beragam) melakukan transaksi seksual (Ahmad Sofian dan Rinaldi, 1998:4).
Belakangan,
bermunculan pula istilah baru yang menjurus pada dunia esek-esek, baik yang
melibatkan orang dewasa amupun anak-anak, seperti istilah cewek Bispak (bisa Pake) yang juga dikenal di
daerah lain di Indonesia dan Bronces.
Bronces atau Onces itu adalah panggilan khusus untuk pelacur abg di Medan. Dimana di kalangan Onces pun memberikan
istilah tersendiri untuk para mangsanya. Tubang
(tua bangka) tapi tebel koceknya. Tubang
yang istilah umumnya adalah ‘om senang’ merupakan incaran para onces, di plaza
atau di lantai disko. (galaxindo.com).
Pelacuran anak di
Medan banyak
terjadi di tempat-tempat biliard, taman bermain Gajah Mada, di pusat-pusat
perbelanjaan, di cafe-cafe di kos-kosan seperti di Jalan Pintu Air Ujung yang
dihuni oleh PSK muda yang rata-rata
putus sekolah dan warkop-warkop (warung-warung sejenis kafe di jalan). Di Medan,
jenis ESKA yang dialami anak adalah pelacuran anak baik pelajar dan bukan
pelajar.
Hal
yang paling mengejutkan lagi adalah temuan banyaknya anak-anak sekolah yang
terjerumus ESKA dan terlibat
transaksi seks dengan para Tebe atau
tubang.
Dari
sebuah penelitian yang dilakukan oleh Koalisi Nasional Penghapusan Eksploitasi
Seksual Komersial Anak (ECPAT) di
Indonesia, dari 50 responden yang berhasil diwawancarai secara mendalam 41
dianaranya berstatus pelajar dan 5 di antaranya berstatus siswi SMP dan 26 berstatus
pelajar SMA/SMK (3 orang tercatat telah putus pada saat menempuh jenjang
pendidikan di SMA).
Salah
seorang responden yang berstatus siswi kelas III SMP di salah satu SMP Swasta
di Medan mengatakan di kelasnya ada tiga temannya yang sudah terbiasa dengan tubang selain dirinya. Bahkan menurut
penuturan salah seorang siswi kelas II SMA lainnya di Medan, di kelasnya sudah
mencapai 10-15 siswi. Emejing yah!
Hubungan
kuat lain antara perilaku seksual remaja sekolah dengan dunia pendidikan adalah
adanya alasan yang digunakan para pelajar siswi yang melacurkan diri adalah
alasan-alasan sekolah. Teman yang diajak atau dilibatkan ke dunia tubang juga
masih mempunyai kedekatan hubungan emosional yang diikat oleh kenyataan
bersekolah di sekolah yang sama.
Modus
baru yang dipakai dalam bisnis seks di kalangn abg Medan yang sebagian besar berstatus pelajar ini, yaitu pulang
sekolah tidak pulang ke rumah tetapi dibawa ke hotel. Untuk meyakinkan orant
tua, teman-temannya ikut meminta izin dengan dalih mengajak renang atau
jalan-jalan sehingga orang tua mereka tidak curiga.
Modus
operandi yang digunakan dalam menjebak anak-anak masuk ke dalam dunia
pelacuran, umumnya diajak oleh teman yang lebih dulu masuk ke dunia ini, lalu
diperkenalkan dengan tamu atau tubang.
Selanjutnya mereka mencari tamu sendiri dengan cara ke diskotik atau langsung
menghubungi tamu di nomor HP tamu itu. selain itu ada juga yag “dijual” oleh
teman sendiri kepada tubang. (Yang kayak gini nggak pantas disebut teman loh!! )
Aktivitas
seksual yang dilakukan anak-anak abg
ini dengan para tubang mulai dari vaginal sex (seks dari kemaluan), disetubuhi dari anus, disetubuhi
terus-menerus, diminta oral seks,
onani, sampai gaya 69 dan gaya yang
aneh-aneh lainnya. Diperkirakan bila ditelusuri lebih jauh, sebenarnya banyak
sekali bentuk kegiatan seksual yang harus dilakukan korban dalam melayani tubang.
Sebenarnya
mereka tidak serta merta mau melakukan hal tersebut. Ada beberapa faktor yang
menyebabkan anak-anak abg terjerat ESKA.
Di
Medan sendiri ada 3 faktor penyebab para pelajar yang dikenal sebagai anak
rumahan oleh orang tua mereka terjebak ESKA.
Pertama adalah fakor pemicu. Yakni gaya berpacaran yang tidak sehat, berpacaran
di luar batas sehingga tidak perawan lagi atau dikecewakan pacar, konsumerisme,
yakni ingin ikut gaya hidup mewah seperti punya smartphone, baju bagus dan sebagainya, dan pengaruh teman bergaul
atau lingkungan pergaulan.
Seperti
terjadi pada Dita, siswi salah satu sekolah di Medan. Usianya masih 16 tahun
saat itu, ia juga salah satu korban pelacuruan
anak yang berawal dari pergaulan dan teman-teman yang buruk. Dita bercerita
bahwa semuanya bermula di tahun 2006 lalu. Dita diajak teman satu permainan
atau geng di sekolah untuk have fun di
diskotik untuk mengenal dunia malam. Di diskotik ia mabuk. Dalam kondisi tidak
sadarkan diri teman-temannya menawarkan Dita pada salah seorang tamu diskotik
untuk “dipake”.
Dita
kemudian dibawa ke salah satu losmen di Medan. Esok harinya ia baru sadar bahwa
keperawanannya sudah hilang.
Beberapa lembar uang ratusan ribu ia terima
sebagai kompensasi. Desakan ekonomi dan bujukan teman-teman akhirnya
sampai sekarang dia masih melakukan pekerjaan tersebut dengan
sembunyi-sembunyi.
Faktor
penyebab langsung adalah diajak teman dan memakan uang sekolah. Dari kedua
faktor ini dapat dilihat pola penyebaran anak-anak korban ESKA ini sangat berhubungan dengan lingkungan sekolah, terutama
teman yang dipilih sebagai teman curhat dan pola pengawasan guru dan intensitas
kordinasi guru dengan pihak wali murid bila anak terambat membayar uang
sekolah.
Faktor
pemicu, sebagian besar anak mengaku harus merelakan kehormatannya secara
komersil dipengaruhi dua alasan utama yakni pertama sudah tidak perawan lagi dan kedua adalah kebutuhan
akan uang.
Kalau
semua ini telah terjadi, siapa yang harus disalahkan???
Semua
ini berawal dari pendidikan di dalam rumah atau keluarga. Ketika seorang anak
telah nyaman untuk berbagi kepada orang tuanya, maka curahan kepada teman bisa
diartikan sebagai berbagi cerita biasa dan tidak terlalu menuntut mendapatkan
solusi dari permasalahannya. Karena si anak akan mempercayai teman curhat
sejatinya yaitu orang tua mereka sendiri.
Semoga
teman-teman bisa berfikir lebih jernih dan dapat memutuskan dengan benar dengan
siapa seharusnya kita berteman. Jika memang kamu ingin menolong teman kamu yang
sudah terjerat ESKA, maka perkuatlah
benteng kamu sendiri sehingga kamu tidak masuk ke lubang yang sama.
Teman
yang baik tidak akan mencelakan temannya sendiri.
Sebenarnya
hal-hal seperti di atas terjadi di sekitar kita, dan kita sebagai orang yang tidak
ingin terlibat dalam dunia hitam (amit-amit mudah-mudahan kita dijauhkan dari
hal-hal seperti itu) pasti menjauhi dunia tersebut. Bahkan untuk bergaul dengan
mereka pun pastinya tidak pernah terpikirkan dalam benak kita.
Nah,
bagaimana kalau teman kita sendiri seperti itu? nasehatilah dia dengan baik,
berusahalah untuk membantu mengatasi permasalahannya jika tidak bisa, kamu bisa
meminta tolong kepada orang-orang yang menurut kamu mampu untuk menyelesaikan
permasalahanya. Dan hati-hatilah, jangan sampai kamu terjerumus ke dalam lubang
yang sama. Dan nyatakanlah perang dengan ESKA!
Mengapa
ESKA harus diperangi? Ini bukanlah
kalimat retorik. Karena ada banyak alasan untuk tidak membenarkan eksploitasi seksual terhadap anak-anak abg. Dampak kekesarasn itu
bukan saja secara verbal, tapi juga fisik dan psikis. Tak sedikit juga anak
yang rentan tertular Penyakit Menular Seks
(PMS) dan HIV/AIDS.
Gambar diambil dari odishalahuddin.wordpress.com |
ESKA adalah pelanggaran hak-hak fundamen anak! Tidak
ada pembenaran untuk melakukan ESKA.
Sebab anak-anak telah dijadikan sebagai objek seks orang dewasa, anak-anak
dirampas haknya utuk bermain dan belajar. Tidak adajaminan perlindungan dan
kesejahteraan anak. Sehingga tidak akan pernah ada alasan untuk membenarkan ESKA.
Mari kita sama-sama berantas ESKA !!!
(Sumber: Katalog
Eksploitasi Seksual Komersial Anak di Indonesia -Koalisi Nasional Penghapusan Eksploitasi
Seksual Komersial Anak,Juni 2008)
22 comments
Wah ini, info penting, memang sekarang udah banyak sekali kegiatan seks dikalangan remaja. Saya baru tau ada singkatan ESKa itu, ya ampun.
BalasHapusBener banget Mba, dan sangat disayangkan sekali karena anak-anak abg kurang mendapatkan pendidikan seks dari keluarganya.
BalasHapusterima kasih sudah turut mendukung gerakan PKK Warung Blogger
BalasHapusartikel sudah tercatat sebagai peserta
Siap *salam hormat ala jepang
HapusSemoga apa yang telah dicanangkan oleh Warga Warung Blogger dalam program PKK ini, memberi dampak positif dan terwujudnya apa yang telah dicita-citakan, dan pastinya niat dan tindakan positif bakal mendapat balasan dari yang Maha Kuasa. Amin ya rabbal alamin...
BalasHapusSaHaTaGo [Salam Hangat Tanpa Gosong] Pojok Bumi Kalibayem - Yogyakarta
Keluyuran | Makan | Jalan-Jalan
Amiiinnn, makasih sudah mampir
Hapusbanyak juga abg yang diterjunkan oleh orang tua nya dengan alasan ekonomi
BalasHapusBenar banget mba, itulah salah satu permasalahan yang butuh penanganan yang serius.
Hapusasik rin ikutan juga :)
BalasHapusABG masa dimana para pelakunya punya rasa ingin tau yang sangat tinggi termasuk soal sex.
gw harap ada mata pelajaran sex di lingkungan sekolah jadi ABG2 labil ngerti bahayanya sex bebas.
Yahh, mass saingan nih kita,,,,
HapusYang paling penting dari keluarga dulu, di sekolah udah ada guru BP tapi kan nggak maksimal juga yah,,, Pendidikan agama juga musti kuat sejak kecil
harus diberantas..
BalasHapussangat menyedihkan..
bahkan tidak sedikit ABG yang bisa dipake secara gratis
hanya ngajak jalan2 aja udah bisa makek
Yuppp,, dan jangan salah ternyata ada yang di "pake" tapi si anak malah mendapatkan bayaran sangat kecil karena sudah dipotong sana sini. Miris kalau denger hal ini. Lebih miris lagi kenapa terjadi sama anak-anak muda penerus bangsa.Terima kasih sudah mampir
BalasHapusSebenernya aku benci baca tulisan ini. Tapi mau ga mau sebagai pelajaran agar bisa lebih waspada. Aku punya anak cewe, ada rasa was was. Semoga ke depannya anakku ngga terjerumus ke.dunia begituan!!!!!!!!!
BalasHapuslengkap nih ceritanya, memang sudah terlalu mainstream pergaulan anak abg jaman sekarang, kita sebagai yang sudah beranjak dewasa harus memberikan contoh yang lebiih baik lagi kepada yang junior, setuju (y)
BalasHapusYupp,, kamu dong aku kan masih 13 tahun *makan permen permen lolipop
Hapusmiris ya >.<
BalasHapusBanget mba, mudah-mudahan pemerintah bisa lebih memahami masalah ini
Hapuscuaca dingin begini asiknya baca-baca informasi bermanfaat yang seperti ini dulu, terimakasih atas informasinya
BalasHapusYah sama-sama
HapusAlhamdulillah program pkk pertama terbilang sukses. mudahan keyword prediksi jitu sesukses dengan cerita abg. salam kenal mas
BalasHapusYah,, mudah-mudahan yang kedua ini sukses juga.
HapusMas? Aku cewek loh mba
Cerita yang sangat bermanfaat..
BalasHapussemoga sukses