Obat Maag itu Dikunyah, Yah Rin!

6:48 PM


Obat Maag itu Dikunyah, Yah Rin!Hi, teman-teman… terima kasih sudah mampir di blog aku yang masih berantakan karena ditinggal hiatus selama beberapa bulan belakangan ini. Baiklah,  Insya Allah aku bakalan aktif kembali ngeblog, semoga bisa kembali fokus dan konsisten.

Baiklah, pengalaman yang bakalan aku ceritain di bawah ini adalah pengalaman aku dengan penyakit sejuta umat, yaitu asam lambung, atau orang juga biasa menyebutnya sakit maag.

Baiklah, kembali ke topik cerita!

Sekitar jam 4 subuh di hari Jumat tanggal 5 Juni 2020, aku tuh kebangun, merasa ada yang nggak beres denga badan ini. Perut bagian atas tiba-tiba sakit dan aku mual banget, tapi sebisa mungkin aku tahan biar nggak muntah. Kemudian setelah berguling kesana kemari, akhirnya aku putuskan oh mungkin sakit perut, karena waktu itu kipas angin mengarah ke badan semalaman, dan tadi malam aku makan mie instan pake saos pedas banget, malamnya sebelum tidur aku juga ngemil buah pear, aku sih ngerasa pir nya agak asam.

Setelah selesai dari kamar mandi, perut bagian atas masih terasa sakit. Dan aku yakin seratus persen, sepertinya ini bukan sakit karena makan pedas, tadi malam. Akhirnya aku usap-usap deh, perutnya biar tenang gitu, nggak sakit. Tapi, aneh aku malah merasa, semakin mual. Kayak ditekan perutnya, padahal aku yakin aku ini sedang mengusap-usap perut.

Jual Promag Obat Maag 12tablets(3pcs) berkualitas di Obat Penahan ...
Sumber : Google
Aku sudah bawa, obat asam lambung Prom*g yang terlihat di tempat obat. Setahuku, bila sakit di perut bagian atas itu sakit mag atau asam lambung dari cerita teman-teman yang sering ngalamin penyakit ini. Jadi si Prom*g itu aku baca dengan teliti, siapa tahu gejala yang aku alami beneran asam lambung, dan itu obatnya. Disitu juga aku baru tahu kalau cara meminum obat mag itu dikunyah. Jadi, aku kunyah tuh obat, kemudian aku baringkan, aku juga minum air hangat biar perutnya enakan.
Untuk jaga-jaga, aku menempatkan kantong plastik di dekat tempat tidur. Karena aku udah mual parah, semoga tidak muntah. Itu pikiranku. Ternyata, nggak bisa ditahan lagi, akhirnya aku muntah. Padahal aku berusaha menahan untuk tidak muntah, karena dari pengalaman lalu-lalu, jika sudah muntah biasanya demam. Okey, aku sentuh kening, dan ternyata demam, tapi tidak yang terlalu panas.

Aku tiduran lagi dong, setelah muntahan di plastik aku ikat dan taroh di bawah tempat tidur. Minum air hangat, kemudian kembali mencoba untuk tiduran. Tumben, tidak mengantuk sama sekali. Dan masih terasa mual, sakit di perut juga masih ada.

Sebelum kembali berbaring, aku kembali menyiapkan kantong plastik di samping bantal, sekarang aku simpan persis di sebelah bantal. Okey aku muntah untuk kedua kalinya, pas lagi adzan subuh. Aku kembali berbaring, mau tiduran bentar sebelum bangun dan shalat subuh. Karena masih nggak enak badan, perut aku belum normal, pikirku. Kemudian aku ketiduran.

Di saat masa pandemi seperti ini, kita diharuskan menjaga badan, kalau bisa jangan sampe sakit. Trus, aku malah sakit. Aku mikirnya udah jauh, jangan-jangan aku kena virus yang lagi booming, huhhff tapi kemudian tersadar lagi, itu tidak mungkin, mudah-mudahan tidak. Jangan sampe deh..

Untungnya pas pagi hari aku tidak demam, tapi perut masih terasa sakit. Bila ditekan sedikit, seolah-olah menstimulasi untuk muntah. Aku panic dong, aku nggak pernah sakit mag jadi aku nggak tahu harus bagaimana. Jadi aku beneran menghindari cabe. Nasi putih plus ikan. Waktu itu, sarapan sama makan siang pake lauknya Ikan tauco, kalau orang Medan, pasti ngerti dong yah, ikan tauco. Jadi si ikan itu di tumis pake tauco dan cabe hijau yang diiris. Btw, tauco yang digunakan di sini, berbeda dengan tauco yang ada di Bandung untuk sambel. Tauco yang dipake biasanya lebih encer.

Jadi, karena lauknya ikan tauco, aku cuma ambil ikannya ‘aja. Kalau nnti aku nggak bisa makan, atau kepedesan aku makan nasinya aja, pikirku. Alhamdulillah, ternyata masih bisa makan walaupun secara pelan-pelan. Bahkan menyuap pun perlahan, minum pun diganti dengan air hangat. Prom*g tetap di tangan, untuk jaga-jaga, bila terasa perih sekali.

Awalnya tanteku nggak tahu, aku sakit itu, kemdian aku cerita bahwa asam lambungku naik jadi nggak bisa makan teri balado atau teri sambel. Aku juga cerita, kalau subuh tadi muntah. Terus dia jawab,  “Oh, pantesan di samping ember sampah ada 2 kantong plastic muntahan, pasti itu bekas kamu yah?”

Aku hanya ketawa aja, “Hhehe,,, iya”

“Jadi makan obat apa?” Tanyanya lagi, sambil lihatin aku cuci piring

“Itu, obat mag tante aku ambil” aku nyengir kuda

“OOOh,, “ lalu meleos untuk beberapa detik kemudian, tanteku balik lagi nanya

“Kamu tahu caranya minum obat maag?"

Gubrag.. saking nggak pernahnya sakit maag atau asam lambung, tanteku sampe ngomong gitu. Iya sih, dalam hati untung aku baca dulu petunjuk obatnya. Si tante beneran meleos, setelah aku bilang dikunyah. Iya, aku tadinya mau minum obat mag, sama seperti obat kebanyakan. Ditelan berbarengan dengan air minum.

Hmm, jadi ingat waktu SMA sepertinya aku pernah mengalami hal serupa juga, dan mamahku waktu itu memberi obat maag, dan kalian tau aku minumnya ditelan pake air. Bukan dikunyah!

Kalian pernah mengalami hal serupa, cerita dong di komen.

Semoga kita selalu diberi kesehatan, apalagi di masa pandemi saat ini.

You Might Also Like

2 comments

  1. Saya jarang banget kena maag, kalau pun iya lebih milih obat yg cair. Kalau masalah perut sih seringnya diare, soalnya paling ga kuat kalau ga makan pedes, makanya selalu sedia Di*pet di kantong.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ternyata perut setiap orang itu berbeda yah, begitu juga permasalahannya

      Hapus