Cerita Ramadhanku Tahun ini

10:41 PM

Khutbah Ramadhan Pilihan
Source here
Ramadhan tahun ini mungkin sedikit berbeda dari tahun sebelumnya. Karena, Ramadhan kali ini, aku berniat untuk beribadah kepada Allah, yang pastinya melakukan kegiatan ibadah yang lebih intens dari Ramadhan tahun lalu. Kenapa? Karena, aku merasa bahwa Allah memberikan kesempatan untuk bertemu kembali dengan Ramadhan ini, belum tentu kita akan bertemu dengan Ramadhan tahun depan. Intinya, aku ingin berkualitas di Ramadhan tahun ini dengan melakukan kegiatan-kegiatan yang biasa dilakukan di Bulan Ramadhan.

Masa kecilku bisa dibilang tertekan dengan buku kegiatan Ramadhan yang harus aku isi setiap tahunnya, walaupun aku merasa bahwa ini adalah kegiatan yang postif dan baik. Aku menjadi baik, dengan mendengarkan ceramah dan menuliskannya di buku tersebut, belum lagi kegiatan tadarus dan shalat tarawih yang harus dikerjakan setiap harinya. Ibu-ibu tetangga yang mencap aku sebagai anak shalehah dan baik hati menjadi cobaan lain padaku saat itu, padahal aku tidak seperti ini. Aku merasa capek berpura-pura menjadi baik, dan terlalu mendengarkan omongan mereka, seolah mereka menggerakkan aku dengan pujian mereka. Imbasnya, aku terlalu mendengarkan perkataan orang tentang baik dan buruk, tentang hal-hal yang harus dan tidak harus aku lakukan. Padahal aku ingin menjadi diriku sendiri! Aku bisa nakal dan malas, bahkan aku bisa sangat jahat pada kalian. Huh, tapi aku tidak berdaya.

Obsesiku saat itu adalah, aku ingin melihat buku kegiatan Ramadhan itu, terisi dengan lengkap, dan tentu saja kegiatan tersebut benar-benar aku lakukan. Di salah satu halaman, tertulis pertanyaan mengenai jumlah rakaat shalat taraweh, dan aku menulis 23 rakaat. Tentu saja, setiap malam aku mengikuti gerakan imam dari awal sampai salam terakhir, yaitu shalat witir. Sedangkan, teman-temanku yang lain, hanya mendirikan shalat isya saja, atau ketika hati mereka tergerak untuk melakukan shalat tarawih, maka mereka melakukannya jika tidak, mereka hanya mengobrol satu sama lain. Kenapa aku melakukan itu, kenapa tidak seperti mereka yang mood-moodan untuk shalat? Karena aku tidak ingin berbohong kepada Allah. Aku menuliskan 23 rakaat, maka itu adalah benar aku melakukan shalat tersebut sebanyak 23 rakaat. Tidak peduli dengan cuaca, atau dengan mood dari orang-orang, yang membiarkan masjid-mesjid kosong di 10 hari terakhir Ramadhan. Aku tetap semangat dengan semua kegiatan Ramadhanku.

Setelah tidak lagi menuliskan kegiatan Ramadhan, aku menjadi tidak begitu menyukai Shalat Tarawih. Aku menghabiskan waktu malam di luar bersama teman-teman, dengan berbagai alasan pada tanteku. Padahal, aku merasa kalah dengan setan yang selalu hadir setiap kali aku mendirikan shalat malam tersebut, hahahaa. Aku takut, menjadi nggak fokus dan aku membeci diriku sendiri setelah selesai shalat. Yup, setan-setan itu selalu menggantung di setiap kelopak mataku, dan aku selalu mengantuk berar, mungkin karena kecapean juga. Aku kini paham, memang itulah tugas mereka, mengganggu manusia. Ketika Shalat Tarawih mengantuk berat, saat mau tidur atau lagi browsing, melek sampe tengah malam, bahkan tidak bisa tidur.

So, di tahun ini aku berusaha melawan setan-setan tersebut, walaupun rasa kantuk itu kerap datang setiap kali aku Shalat Tarawih, tapi menjadi lebih baik dari tahun sebelumnya. Lucu sih, dulu agak malas-malasan kalau diajak shalat tarawih sama si Tante, sekarang aku selalu bersiap lebih dulu dan menunggu si Tante di teras depan. Walaupun kenyataanya di setiap tarawih selalu mengantuk, dan  Alhamdulillah ada beberapa hari yang aku lewati dengan mata yang masih melotot alias “cenghar”(Bahasa Sunda; sadar), Hmm, mungkin efek dari imamnya kali yah? Beberapa kali, masjid kami kedatangan imam yang masih muda, ganteng dan bacaan yang bagus, satu lagi ceramahnya enak. Hihihihi, kebanyakan dari mereka udah pada nikah sih, tapi lumayan biar nggak ngantuk eh?! Oh iya, beberapa acara bukber pun aku pilih, tidak semua ajakan bukber aku terima, karena akan mengorbankan shalat malam. 

Alhamdulillah, tahun ini shalat tarawihku bolongnya tidak sebanyak tahun lalu. Aku senang sekali, akhirnya I did it. Di situ ada kemauan maka di situ selalu ada jalan. Saat ini sampai tujuh hari kedepan aku bakalan free melakukan kegiatan malam dan tadarus. Akhirnya, bisa menulis tulisan ini. Aku boleh pamer lagi? Hihihi, bentar lagi aku khatam loh, dan semoga setelah selesai halangan ini, bisa segera menyelesaikan bacaanku, sehingga targetku untuk menghkatamkan Qur’an terlaksana. Tahun, kemarin aku menghkhatamkan Al Qur’an setelah lamaaa banget.

Tapi, masih belum bisa berhijab dan berpakaian syari seperti teman-teman yang lainnya. Karena, masih ada kendala di keluarga, beginilah kalau terlalu mendengar kata-kata dari orang lain, sulit banget ngambil keputusan. Arghhhh, Insha Allah pelan-pelan dan semua orang bisa menerima. Aamiin.

Semoga-semoga-semoga….
Terima kasih sudah membaca, tulisan ini bisa dibilang curhat juga yah?, hihihi ngga apa-apa kan, sekali-kali. Ini lah cerita Ramadhanku di tahun ini, bagaimana dengan cerita Ramadhanmu? Pastinya lebih baik dari cerita ramadhanku yah?, semoga Ramadhan berikutnya bisa menjadi lebih baik lagi, sehingga kita bisa menyambut Hari Kemenangan dengan penuh kebahagiaan.



You Might Also Like

2 comments

  1. Semoga ramadhan ini penuh berkah dan keimanan kita bertambah

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aamiin, semoga kita sama-sama mendapatkan berkah di bulan ramadhan ini

      Hapus