Cerita Caca-Book Review

9:14 PM

Cerita Caca-Book Review
Tampilan Depan Novel Cerita Caca


Judul Buku         : Cerita Caca

Penulis                 : Habib Asyrafy

ISBN                      : 978-602-72984-1

Penerbit               : CV. Gema Ihsani

Editor                    : -

Desain cover       : -

Bulan Teribit       : Juli 2015

Harga                    : Rp 40.000,-

Tebal                     : 168 hlm

Blurb                     :

Orang bilang kampus yang baru saja mewisudaku sarjana ini adalah kampusnya calon ustad dan ustadzah. Semua mahasiswa di sini berpeci, berjilbab dan sudah fasih berbicara Bahasa Arab. Mereka jauh lebih suka duduk di perpustakaan, membaca dan mendiskusikan jurnal ilmiah daripada ngobrol dan membuang waktu di kantin.

Tidak seperti di kampus lain, di sini kalian tidak akan menemukan seorang gadis cantik pun yang mau berdekatan dengan laki-laki, apalagi pacaran di taman-taman kampusnya. Pokoknya suasana kampus ini sangat sempurna untuk siapapun yang ingin serius belajar sepertiku. Setidaknya begitulah yang dipikirkan banyak orang sebelum mereka masuk dan melihat apa yang sebenarnya terjadi.


Kenyataannya, di sini kalian tidak akan kesulitan menemukan mahasiswa yang masih cukup fasih berbahasa Arab. Mungkin kalian masih bisa menemukan laki-laki berpeci tapi kalian tidak akan kesulitan menemukan perempuan yang tidak berjilbab. Kewajiban berpeci dan berjilbab itu sudah tidak lagi diberlakukan tida tahun lalu saat kampus ini berubah jadi universitas, membuka fakultas-fakultas favorit dan mulai menerima mahasiswa non-muslim sebagai wujud penerimaan atas keberagaman.

Cerita Caca adalah sebuah novel yang menceritakan tentang persahabatan dan sebuah pelajaran. Mengenai bagaimana kita harus memilih sahabat yang akan membawa kita kearah yang lebih baik, dan sebuah pelajaran mengenai bagaimana seorang wanita muslim menyikapi datangnya sebuah cinta menurut Islam.

Novel ini menceritakan tentang Caca si pemeran utama yang berusaha membuat Farhan, remaja masjid yang rela menunda wisudanya demi memenuhi rasa tanggung jawabnya sebagai Ketua Lembaga Dakwah Kampus, jatuh cinta kepadanya demi sebuah tantangan dari Febi. Febi adalah teman karib Caca, mereka berdua bisa dibilang cewek-cewek popular di kampusnya, yang selalu menarik perhatian setiap cowok yang ada di kampusnya.

Caca merasa Farhan adalah tantangan terberat baginya, karena selama ini Caca bisa dengan sangat mudah menaklukan setiap cowok yang ia inginkan. Caca menjadi sangat bersemangat untuk mendapatkan Farhan setelah Febi menawarkan sebuah taruhan. Yaitu, Febi bersedia mengerjakan semua tugas kuliah Caca selama satu tahun, jika Caca berhasil menggoda Farhan. Tapi, jika Caca gagal maka Caca harus mengerjakan tugas Febi selama satu semester.

Caca mencari sebuah siasat untuk mendapatkan perhatian si laki-laki dan segera saja ia teringat pada hukum persamaan. Orang akan cenderung lebih mudah menyukai orang yang lebih banyak memiliki kesamaan dengannya.

Tapi, bukan Caca namanya jika ia menyerah begitu saja. Caca yang tidak pernah ditolak sebelumnya akan membuktikan tidak seorang pun akan sanggup bertahan jika ia adalah godaannya.

Caca tinggal satu rumah atau ngekos dengan Febi, dan dua orang cewek lain yang usianya lebih tua dari mereka, yaitu Sarah dan Nabila. Sarah menjadi role model bagi Caca dan Febi. Semua nasihatnya mengenai cara menaklukan cowok sangat dikagumi oleh Caca dan Febi. Sedangkan Nabila, adalah seorang perempuan berhijab lebar, dan Nabila tidak tidak disukai oleh Sarah, karena menganggap Nabila terlalu agamais. Sarah juga menghasut Caca dan Febi agar tidak terlalu dekat dengan Nabila, karena jilbab lebarnya dan nasihat-nasihat Nabila tentang cara mereka berpakaian.

“Mana bisa dapat jodoh kalau Cuma ditunggu!” seru Sarah tanpa peduli jika ada yang tersinggung mendengar kata-katanya.

Caca masih belum mengerti kemana Sarah akan membawa pembicaraannya, “Terus?”

“Kalau kamu yakin rezeki di tangan Tuhan terus ngapain kamu sekolah tinggi-tinggi?”

“Walaupun udah dijamin ‘kan harus diusahain juga, Kak”

“Nah, apa mungkin Bila dapat jodohnya kalau nggak dia usahain?” Kali ini suaranya agak keras. Caca berbalik untuk memastikan Bila tidak ada di sana. Oh, iya bener juga.

Demi mendapatkan perhatian Farhan, Caca rela menutup auratnya dan mempelajari Islam lebih dalam dengan mengikuti pengajian bersama Nabila, selain itu Caca juga menjadi rajin mendengarkan ceramah Farhan di Mesjid Kampus. Ketika, Farhan berusaha menyatakan cinta sesuai syariat Islam, Caca malah menanggalkan jilbabnya dan kembali ke kehidupan “liar” dia, kembali bersama teman-temannya. Caca beranggapan bahwa demi mengejar cinta Farhan, dia harus meninggalkan teman-temannya yang dianggapnya dekat, seperti saudara itu.

Cerita Caca-Book Review

Sebuah insiden yang dialami Febi, menyadarkan Caca bahwa selama ini dia salah melangkah. Dia telah termakan hasutan Sarah agar menjauhi Nabila yang sesungguhnya, membuat dirinya menjadi lebih baik. Di saat Caca sadar dan menyesali semua perbuatan dan salah jalannya selama ini. Farhan malah memberitahukan sebuah kenyataan yang sangat sulit ia terima.

***

Tampilan depan Novel Cerita Caca menurut aku tidak sesuai dengan isi novelnya. Tampilan depan dari kover ini terlalu gelap untuk sebuah cerita remaja yang ceria, antusias dan penuh kegembiraan. Dunia remaja adalah sebuah dunia yang penuh dengan keceriaan, persahabatan, cinta pencarian jati diri. Dan tentu saja full of power dan penuh semangat, hehee

Oh, iya di dalamnya banyak banget penulisan yang salah. Mungkin karena aku tidak melihat adanya editor di Novel Cerita Caca ini. Seperti, penempatan huruf besar, dan italic atau memiringkan kata-kata yang tidak baku, kata-kata dari bahasa asing atau bahasa daerah. Aku lihat ini seperti terlewatkan saja. Misal, di penulisan berikut:
  • Hampir semua jenis obrolan bisa didengar di_sana (hal.4)
  • “Ca, coba lihat ke belakang deh! Tiga laki-laki di meja dekat jendela itu kayaknya lagi ngelihatin kamu deh!” (hal.4)
  • Belanja pakaian bagi seorang pencinta fashion seperti Febi sudah menjadi seperti kebutuhan tersendiri. (hal.68)
  • Puluhan stand buku terusun rapi,… (hal.24)
  • Caca masih tidak percaya kalau ia pergi bersama Bila ke bookfair itu (hal.24)
  • “Nggak boleh, Dek” (hal.29)
Beberapa kesalahan dalam penulisan itu, aku anggap sebagai sebuah kelalaian dalam menulis, karena aku juga tidak jarang melakukan hal itu. Selain itu, ada beberapa kata yang aku suka di novel Cerita Caca, diantaranya:
  • Bagi laki-laki, perempuan yang mengenakan pakaian tertutup seolah berkata, ‘go away’  atau ‘leave me’ sementara perempuan yang mengenakan pakaian terbuka seolah berkata ‘I’m open’  atau ’I’m available’
  • “Permisi, kursi ini kosong nggak?”
  • “Kenapa di dalam rumah, Kakak tetap pakai jilbab, Kak?”
  • “Ana harap, dia belajar banyak dari kakaknya”
  • “Caca nggak bisa memilih antara teman dan laki-laki yang baik”
  • “Tapi, kenapa nggak laki-laki aja yang harus menjaga pikiran dan pandangannya?”
  • “Itu urursan laki-laki yang gak pernah ditanam Tuhan ke otak perempuan”

Sebenernya masih banyak kata-kata yang aku suka di Cerita Caca, tapi bakalan panjang banget kalau ditulis semua di sini.

Cerita Caca bisa kamu dapatkan dengan menghubungi penulisnya langsung di di Facebook Habib Asyrafy atau Instagram @CeritaCaca.

Recommended banget bagi kalian  para masih remaja yang masih mencari jati diri, bisa juga dijadikan sebagai bacaan di waktu senggang.

Aku mau kasih 7 Love dari 10 Love untuk Cerita Caca. <3 <3 <3 <3 <3 <3 <3

Terima kasih sudah mampir dan membaca Review Novel Cerita Caca ini, silahkan ditunggu jejak-jejak cinta kalian di kolom komentar berikut.

Cerita Caca-Book Review


Cerita Caca-Book Review





You Might Also Like

0 comments