Belanja di Pasar Tradisional Yukk!!!

11:55 PM

http://2.bp.blogspot.com/-3B5m_pX8y3k/VVGf1yzGlII/AAAAAAAAANw/LXGElSBo7rk/s400/
Salah satu sudut pasar tradisional di Kota Medan (Source)
Kapan kamu terakhir kali berbelanja di pasar tradisonal? Hmm, kalau aku sih sekitar enam bulan yang lalu pas mau lebaran. Itupun karena tanteku meminta tolong untuk membawa barang belanjaannya. Sedangkan, untuk inisiatif sendiri aku amat jarang berbelanja ke pasar. Aku lebih suka berbelanja di supermarket. Hal ini dikarenakan, supermarket tempatnya bersih, rapih dan nyaman untuk berbelanja. But, salah satu kerugian kita berbelanja di supermarket adalah kita tidak bisa menawar barang belanjaan kita dan biasanya harganya lebih mahal dari berbelanja di pasar tradisional.

Aku sangat tertarik dengan tema Liga Blogger 2016 di pekan ketiga ini, yaitu mengenai Pasar Tradisional di Daerahku. Walaupun aku masih bingung juga kalau membahas masalah pasar ini, karena aku sudah lama banget tidak main-main ke pasar.

Di Kota Medan sendiri, pasar tradisonal selalu ramai dikunjungi oleh para pembeli. Satu hal yang unik di Kota Medan adalah, sebutan untuk pasar itu adalah pajak. Sedangkan pasar di Kota Medan diartikan dengan jalan. Bagi beberapa orang yang belum mengetahui keunikan Kota Medan ini, mungkin agak bingung dengan kebiasan orang-orang Medan ini. Tapi, setelah mengetahui hal-hal kecil seperti ini maka kita merasa bagian dari Kota Medan. Nah, pasar-pasar itu tersebar di Kota Medan dan dinamai sesuai dengan tempat di mana pasar itu berada. Ada beberapa pasar di Kota Medan yang terkenal seperti pajak ikan, yaitu pasar tempat menjual kain-kain, bahan untuk membuat baju, sarung bantal, dan lain-lain, inget yah bukan pasar yang menjual ikan.

Jadi inget, pas dulu baru beberapa hari di Kota Medan diajak sama si tante ke pajak ikan, aku pikir mau beli ikan. Dalam hati aku nyeletuk sendiri, kenapa sih mau beli ikan aja musti jauh-jauh ke pajak ikan ini, kenapa tidak beli di pasar deket rumah aja. Pas nyampe, nah loh kok orang-orang India semua yang jualan. Ternyata pajak ikan itu hanya sebutan saja.

http://4.bp.blogspot.com/-Nd0K8ru25iA/VVGeRWoG_2I/AAAAAAAAANc/5o9ETQl28ag/s400/
(Source)
Satu hal yang membuat aku jarang berbelanja ke pasar tradisonal adalah aku tidak jago nawar dan beberapa pasar tradisional itu masih becek. Jadi kalau jalan, cipratan dari sandal bisa nyampe ke jilbab. Tapi, menyenangkannya berada di pasar itu adalah bisa berbaur dan melihat orang-orang yang sedang berjualan, yaitu semangat mereka dalam menawarkan barang dagangannya. Di Kota Medan, ada kata-kata yang khas diucapkan oleh si penjual, seperti “Singgah Kak”atau “Apa carik Kak?”. Dan yang lucunya lagi, jika kita melewati pedagang baju-baju, kata-kata yang keluar bisa menjadi, “Apa cari Kak? Sempak berlampu?”  (*Nah Loh??)

Pasar tradisonal masih diminati oleh masyarakat, karena harganya yang tidak terlalu mahal dan kwalitas yang sama dengan di supermarket. Paling seneng deh main-main ke kios sayuran, buah, ikan dan daging. Itu adalah spot-spot yang paling aku sukai, ketika berbelanja di pasar, walaupun hanya menemani saja. Aku suka melihat, para  pembeli dan penjual yang saling tawar-menawar mempertahankan harga masing-masing atau saling mengalah demi tercapai kesepakatan harga.

Hmm, kalau ditanya masalah sejarah dari pasar yang ada di Kota Medan, aku angkat tangan deh. Karena aku nggak tahu sama sekali sejarah pasar yang ada di Kota Medan. Walaupun sudah hampir sewindu aku berada di Kota Medan ini. Hehehee

Pasar tradisional di berbagai daerah di Indonesia identik dengan becek, semrawut, dan kotor. Walaupun beberapa dari pasar tradisonal telah dibangun menjadi lebih nyaman dan bersih. Di Kota Medan sendiri ada beberapa pasar tradisional yang masih seperti itu, walaupun ada juga beberapa pasar tradisional yang dibangun pemerintah lebih nyaman lagi.

Berbelanja di pasar tradisional sebenarnya membantu para pedagang kecil dalam memperoleh rezekinya. Kalau dibandingkan dengan di supermarket, sayuran di pasar tradisional tidak kalah segar loh, apalagi ikan-ikannya. Karena mereka langsung mengambil dari nelayan atau tempat penampungan ikan.


Yuukk kita berbelanja di pasar tradisional!!

You Might Also Like

14 comments

  1. Justru aku malah merasa sayuran di pasar tradisional lebih segar hihi. Setuju, harga di pasar tradisional memang lebih murah dan bisa ditawar lagi. Di daerah tempat tinggalku pun pasarnya masih becek, masih dalam tahap pembangunan pasar sehatnya :)

    @gemaulani

    BalasHapus
  2. sebentar thooo...
    Sempak berlampu itu apaaaaa? Hihihi

    bukanbocahbiasa(dot)com

    BalasHapus
  3. masih berantakan pasarnya ya, mba. kalau di Tegal udah diperbaiki pasarnya, jadi lebih teratur dan ada liftnya pula.

    BalasHapus
  4. Aku juga nggak jago nawar dulu. Sekarang udah bisa dikit-dikit :)

    @amma_chemist

    BalasHapus
  5. Bajunya dek? Jilbabnya dek? Wekekek, gitu kalo saya di pasar

    @umimarfa

    BalasHapus
  6. aku terakhir ke pasar tradisional sekitar 2 minggu yang lalu kak rin. beli wortel buat cemilan ehehhehe.

    btw, memang pasar tradisional terkenal karena kesemrawutannya ya. beragam manusia seakan tumplek disana. saling tawar. jadi berasa banyak seninya hehehhe..

    @QuelleIdee07

    BalasHapus
  7. Tapi jeleknya pasar tradisional itu kadang-kadang ngambil space yang tidak semestinya, misalnya trotoar =(

    @kening_lebar

    BalasHapus
  8. Karena sepatu berlampu dah ga zamaaan..
    Sempak berlampulah hahaha

    @mutmuthea
    Mutheas.blogspot.com

    BalasHapus
  9. Pasar Tradisional dengan segala fenomenanya, semoga keperdulian utk menata dan mengembangkan pasar tradisional bisa lebih serius.

    @ririekayan

    BalasHapus
  10. Saya pun lebih nyaman untuk berbelanja kebutuhan pokok khususnya sukanya di pasar tradisional, lebih lengkap

    @siethi_nurjanah

    - mba, follback blog ya. Thanks b4 :)-

    BalasHapus
  11. Kalo aku cukuplah seminggu sekali ke pasar tradisional, belanja rutin doang. Selebihnya... window shopping ke mall aja hahaha :p

    BalasHapus
  12. mari kepasar tradisional :D
    @aleksdejavu

    BalasHapus
  13. Untung aja dikau bukan seneng melihat orang mempertahankan harga dirinya ya, lagi bertengkar dong......
    @rizalarz

    BalasHapus