Trend Film di Indonesia Bersumber dari Novel Best Seller
12:59 AM
Trend
Film di Indonesiapada tahun 2015 sepertinya bakalan
didominasi dari cerita-cerita yang bersumber dari novel best seller karya anak bangsa. Salah satu contohnya adalah “Assalamualaikum Beijng’ karya Mba Asma
Nadia. Film tersebut telah ditayangkan beberapa pekan di Indonesia, dan
aku sudah menontonnya bersama teman-temanku. Kamu?
Aku bukanlah seseorang yang
suka banget dengan menonton film, aku
hanya akan menonton untuk seru-seruan aja,
atau sebagai hiburan dari pekerjaan yang selalu menghantui aku setiap harinya.
Aku selalu menyukai film-film yang
aku tonton, baik sendirian maupun bersama teman-temanku. Untuk film Indonesia
sendiri, aku tidak terlalu update mengenai film-film yang tayang di bioskop. Thanks God, ada media sosial yang selalu penuh dengan berita, dan
pastinya berita mengenai film Indonesia yang bagus akan muncul dengan
sendirinya.
Poster dari Film Assalamualaikum Beijing |
Aku selalu mengetahui film-film yang sedang tayang di bioskop
dari Twitter maupun dari koran yang
kadang-kadang aku baca di kantor secara cepat. And you know, guys ketika ada film
yang lumayan enak, mereka akan bercuit-cuit
dan mengatakan dengan sangat bangga kalau film
itu bagus. Untuk film-film luar, aku
selalu katakan bagus, karena memang lebih bagus dilihat dari jalan cerita, cara
pengambilan gambar, musik, maupun dari kwalitas gambarnya sendiri. Yah,
walaupun tidak semua film luar itu bagus, karena sepanjang yang aku tahu film luar selalu ada sensornya, alias
ada “sesuatunya”.
Film
Indonesia
memiliki tempat tersendiri di hati aku, tapi tidak semua film Indonesia aku suka. Hal ini dikarenakan film-film Indonesia yang tampil di bioskop didomintasi film-film berbau komedi-pornografi. Jadi
malas banget nontonnya juga, bukannya suka malah jijik. Udah beberapa kali aku
bioskop untuk menonton film-film
Indonesia, dan tentu saja aku hanya menonton film-film Indonesia yang menurut aku bagus. Apalagi jika film tersebut bersumber dari novel-novel
karya novelis Indonesia yang sudah
pasti terjamin, ceritanya menarik dan mendidik, serta sarat makna.
Kalau dilihat-lihat banyak juga film-film Indonesia yang bagus serta
berkwalitas, dan semuanya bersumber dari
novel. Misalnya, 99 Cahaya di Langit Eropa karya Hanum Salsabeela Rais dan
Rangga Almahendra, Supernova karya Dewi Lestari Dee, Marmut Merah Jambu karya
Raditya Dika, My Idiot Brother karya Agnes Davonar, Ketika Cinta Bertasbih
karya Kang Abik dan lain-lain.
Kalau disebutkan satu-satu
bakalan banyak banget film-film
Indonesia yang bersumber dari novel. Alasan mereka menonton adalah ingin
melihat apakah film tersebut bisa
sebagus cerita dalam novelnya atau tidak, selain itu mereka selalu penasaran
mengenai bagian mana yang bakalan di potong tapi tidak merusak inti cerita.
Apapun yang terjadi film Indonesia selalu mendapat tempat
tersendiri di hati para penggemarnya, tapi itu semua tergantung dari kwalitas
sinematografi yang baik supaya para penikmat film tersebut bisa puas. Menurut Djonny pengamat film, ada tiga hal yang menyebabkan film Indonesia masih layak dan di sukai
penggemar, yaitu pertama kemasan yang baik. Hal ini tergantung dari cerita,
kwalitas sutradara dan daya tarik para pemain. Beliau juga menambahkan kalau trend film Indonesia yang diadaptasi
dari novel masih akan digemari pada tahun 2015 ini.
Bioskop adalah salah satu tempat
untuk menonton film-film yang baru
tayang. Bagi kita yang kebetulan tinggal
di kota –kota besar seperti Bandung, Jakarta, Medan dan lain-lain, mungkin amat
sangat mudah untuk menonton film-film
yang baru tayang. Tapi, jika kalian ketahui, ternyata tidak semua kota di
Indonesia memiliki bioskop seperti di kota kita.
Aku pernah mendengar bahwa di
Aceh, tidak ada bioskop, sehingga mereka terkadang main ke Medan selalu
menyempatkan diri untuk mengunjungi bioskop. Tapi, sekarang mungkin sudah ada,
soalnya aku lihat di kicauannya Mba
Asma atau Mba Helvi bahwa film Indonesia
‘Assalamualikum Beijing ‘ telah
tayang di Aceh. Beruntung banget yah, tidak seperti di kota kecilku Cianjur,
yang tidak memiliki bioskop sama sekali. Padahal dulu aku dengar bahwa di kota
Cianjur berdiri beberapa bioskop, yang sekarang telah gulung tikar.
Salah satu sudut Kota Cianjur |
Aku tidak tahu pasti, alasan
mereka menutup bioskop-bioskop tersebut, tapi menurut penglihatanku adalah
karena film-film di bioskop tersebut
tidak laku. Aku melihat bahwa, film
yang ditayangkan di bioskop ternyata sudah bisa dilihat di kepingan VCD bajakan
yang telah tersebar se-Cianjur raya, hadeuh.
Jadi orang males kan tuh untuk mengunjungi bioskop.
Menjadi
Blogger Film?
Sepertinya ini ide yang bagus,
aku tidak pernah berpikir ada niche
seperti ini. Yang aku tahu spesifikasi blog
itu terbagi menjadi blogger kuliner, blogger travel, blogger fashion dan lain-lain, tidak pernah terpikir tentang
kesempatan menjadi seorang blogger
film. Sepertinya ini ide yang bagus. Aha…. Tapi inget yah, blogger film, bukan
berarti mereka adalah penyedia link download untuk film-film loh.
Kesempatan bagus, sih hanya aku
tidak terlalu mengerti film. Mungkin
harus banyak belajar tentang film
dengan menonton film-film yang bagus,
terutama film-film Indonesia
sehingga mungkin bisa memberi masukan ke sineas-sineas film bagaimana film yang
bagus itu. Hahaha, Cuma khayalan saja, hehee..
Antusias
Komunitas Film di Daerah
Di Kota Medan sendiri ada
beberapa komunitas film daerah. Salah
satu contohnya adalah Rufi Community. Aku melihat mereka memiliki
dedikasi yang tinggi mengenai perfilman lokal. Selain itu mereka juga selalu update mengenai film-film yang tayang di Indonesia. Tidak jarang pula mereka
mengadakan nonton bareng karya-karya mereka ataupun film-film independent.
Hmm, bakalan menambah gempitanya
atmosfir perfilman Indonesia yah, dengan banyaknya komunitas-komunitas film di daerah ditambah dengan blogger film yang pastinya selalu eksis dengan tulisan-tulisannya mengenai
film-film Indonesia dan luar.
Kira-kira untuk tahun 2015 ini novel mana lagi yang akan difilmkan dan menjadi
salah satu Trend Film di Indonesia tahun2015? Semoga novel favorit kamu bisa masuk di salah satu list-nya yah.
28 comments
bagaimana dengan tentang film biografi misal Habibi ainun, soekarno dll
BalasHapusHmm, bisa juga, kan semuanya berasal dari buku juga mas Adib
HapusSeperti yang saya duga Mbak, tahun ini film Indonesia masih di banjiri dengan cerita adaptas dari buku. Yah semoga saja kualitas garapannya apik dan tak terlalu lebay seperti yang ada di sinetron hehe
BalasHapusAmiin, semoga seperti itu yah mba, biar perfilman kita bisa maju
Hapusjadi terinspirasi ingin seperti ini, buat novel terus jadi film dech :)
BalasHapusSok atuh segera dibua novelnya, biar aku bisa segera menikmati karyanya, hehehe
Hapusentah males bikin cerita apa biar kecipretan best sellernya. tapi dari beberapa film yang base on novel, buat gw hasilnya agak mengecewakan, lebih enak baca novelnya daripada nonton filmnya
BalasHapusSelalu begitu, setelah mereka menonton film yang ide ceritanya diambil dari novel. Terkadang aku juga seperti itu sih
Hapussuatu saat kisah LBI pun akan difilmkan hahaha
BalasHapus@f_nugroho
Amiin, perlu seorang sutradara yang keren dan penulis sekernario yang keren juga
Hapusfilm dari buku memang lagi jadi trend, tapi semoga film tersebut nggak lari dari jalan cerita sebenarnya, kadang untuk membuat cerita tambah menarik sring ditambah2i tuh
BalasHapussemoga saja yah mba
Hapusfilm based on book, kelebihannya bisa menarik penonton dari kalangan pembaca (tertarik nonton karena pingin ngebandingin sama bukunya) sekaligus kalangan pecinta film (belum baca bukunya tapi penasaran dg embel2 promo "diangkat dari buku bestseller") :) @RuriOnline
BalasHapusYupp itu juga mba
HapusIya dong, blogger film kan ngasih info bagus biasanya (kabar gembira).
BalasHapusaamiin mbak harapannya :)
Makasih mba
HapusSama-sama. ;)
HapusWa, saya belum kesampaian tu nonton film Assalamualaikum Beijing. Hmm... Tapi ide untuk jadi blogger film boleh tu dicoba :D
BalasHapus@bahruladitya
yupp, jadi penasaran pengen nyoba menjadi seorang blogger film
HapusDi Indramayu belum ada bioskop jadi ga ada komunitas filmnya hehe
BalasHapusSemoga nanti bisa ada komunitas film yah kang,
HapusAku paling demen ama pilem komedi, kalau ada pilem tersebut suka kalap nih dompet :(
BalasHapusWaduh, bisa segitunya yah?
HapusTapi komedinya tidak yang ada esek-eseknya kan? *ups
Sepertinya enak ya kalau di kota sendiri ada komunitas film dan ada tempat bioskopnya. Namun sayang di Indonesia hanya ada di kota kota tertentu saja. hehe
BalasHapusAssalamu'alaikum beijing....aku beli novelnya gegara diceriatin teman kalau mau difilmkan. So, gak lihat deh pilemnya
BalasHapus@ririekayan
Aku malah kebalik mba, nonton filmnya tapi tidak baca bukunya, hehee
Hapussayangnya masih ada film esek-esek yang berkedok horor
BalasHapusSelalu begitu, seolah itu adalah penarik dari film tersebut
Hapus