Teknologi, Disabilitas dan Fasilitas Umum yang Kurang Ramah
12:00 AMSource here |
Salah satu ciri hidup adalah
berubah dan bertumbuh. Karena, hidup ibarat kita tengah mengayuh sepeda. Untuk tetap
membuatnya seimbang kita harus move on
ke arah yang lebih baik. Bila kita berhenti mengayuh maka sepeda akan jatuh. Bila
kita tidak mau berubah, dunia akan tetap berubah dan nasib kita akan tertinggal
jauh di belakang. Perubahan dunia telah terlihat sekarang, bila bandingkan
dengan kehidupan zaman dulu. Teknologi adalah salah satu perubahan yang paling
nyata terlihat. Setiap hari teknologi terbaru hadir untuk menunjang kehidupan
kita dalam mempermudah setiap pekerjaan. Bahkan teknologi bisa membuat kita
terlena di dalamnya, jika kita terlalu mengandalkan teknologi, sehingga
teknologi seolah yang menguasai kita.
Teknologi diciptakan untuk
mempermudah kegiatan kita. Selain itu, teknologi juga membantu orang-orang
dengan kemampuan terbatas atau penyandang disabilitas dalam melakukan
aktivitas. Disabilitas adalah keterbatasan interaksi dalam beraktivitas antara
tubuh atau mental dengan masyarakat atau lingkungan di mana ia berada. Teman-teman
pasti tahu bahwa keberadaan mereka di tengah kita terkadang membuat kita iba
dan kasihan. Padahal tidak semua penyandang disabilitas tersebut minta
dikasihani. Mereka ingin terlihat wajar dan sama mandirinya dengan kita saat
berbaur di tengah-tengah kita. Alhamdulillah
banget teknologi juga menyapa mereka, dan membantu mereka dengan
keterbatasan mereka.
Macam-macam keterbatasan yang
dialami seorang penyandang disabilitas diantaranya kesulitan membaca, kesulitan
mendengar, berbicara tidak lancar, kesulitan memahami/hilang ingatan/gangguan
jiwa, lambat dalam belajar, keterbatasan bergerak/berjalan dan kesulitan
mengambil barang kecil menggunakan jari. Para peneliti berusaha menunjang
setiap keterbatasan yang dimiliki oleh mereka. Teknologi terbaru bagi penyandang
disabilitas, dikutip dari www.plimbi.com
antara lain:
Deka Robotick Arm
Sebuah perusahaan desain dan
riset DEKA Corporation telah
mengembangkan suatu perangkat lengan prostetik
(lengan buatan). Lengan ini mampu meniru gerakan lengan manusia dengan tingkat
presisi yang tinggi.
Mobil
Tanpa Sopir dari Google
Google
Self-Driving Car
atau disingkat Google SDC adalah
proyek dan inovasi teknologi dari Google.
Google SDC adalah teknologi yang
memadukan teknologi komputasi software
pengendali kendaraan Google Chauffeur,
dan teknologi penginderaan jauh (remote
sensing).
Implan Koklea
Adalah sebuah perangkat kecil
yang membantu penyandang tuna rungu mendapatkan kemampuan mendengar. Setelah berbagai
penyempurnaan Implant Koklea berkembang
semakin pesat, sehingga perangkat tersebut kini telah memiliki 20 kanal suara yang
mengakibatkan penggunanya mampu ‘mendengar’ suara dengan lebih baik dan jernih.
Ripple:
Speaker untuk para Tuna Rungu
Ripple adalah sebuah speaker unik yang mampu
memvisualisasikan suara-suara yang dihasilkannya menjadi sebuah representasi
visual taktil. Yaitu presentasi
sebuah alunan musik menjadi gerakan-gerakan objek tertentu yang dapat diindera
secara sentuhan atau taktil.
Kursi
Roda iBot
Sebuah kursi roda yang dirancang
khusus, yang mampu membawa pengendaranya melangkahi anak tangga tanpa bantuan
orang lain.
Kapten Plus Personal Navigation
Alat ini berguna bagi para tuna
netra untuk menjelajahi dunia secara mandiri tanpa kuatir akan tersesat.
Berbagai penemuan tersebut akan
sangat membantu para penyandang disabiltas, tapi tidaklah mudah mendapatkan
barang-barang terebut karena pasti memiliki harga yang sangat mahal dan dibuat
tidaklah banyak atau indent. Jadi para
penyandang disabilitas tetap membutuhkan bantuan orang lain dalam melakukan
hal-hal tertentu. Selain itu, fasilitas umum yang terdapat di lingkungan mereka
terkadang tidak mendukung akan keterbatasan mereka.
Fasilitas umum bagi penyandang
disabiltas kian terabaikan, terlihat dari banyaknya fasilitas umum yang belum
sesuai dengan kebutuhan mereka. Pemerintah juga belum memfasilitasi bagi para
penyandang disabilitas ketika mereka berada di luar rumah. Memang di beberapa
tempat umum disediakan bagi mereka, seperti di Trans Jakarta atau Bus Mebidang di
Medan. Tapi untuk menuju ke sana tidak ada fasilitas untuk menunjangnya.
Misalnya saat mereka berjalan menuju halte atau ketika mereka harus menaiki
bus, hanya disediakan tangga sehingga beberapa penyandang tuna daksa masih memerlukan
bantuan orang lain untuk menggotong. Selain itu, masih ada celah antara lantai halte
dan bus Trans Jakarta sehingga membuat penyandang tuna netra rawan terjatuh. Kalau
kita lihat banyak banget fasiltas
umum yang belum sesuai untuk mereka. Kadang aku melihat kita-kita yang sempurna
secara fisik memanfaatkan fasilitas yang dibuat bagi para penyandang
disabilitas.
Source here |
Beberapa minggu yang lalu,
seorang teman mengajakku ke sebuah paguyuban tuna netra yang ada di Kota Medan
yaitu Pertuni (Persatuan Tuna Netra Indonesia). Saat itu, aku hanya menemani
dia melakukan kegiatan sosialnya di sana, seperti memeriksan kesehatan para
tuna netra, mengajari anak-anak mereka memahami Al-Qur’an, dan memberikan kotak
musik yang diisi murotal yang
memudahkan mereka memahami Al-Qur’an. And
I did nothing there, just watching what they did. Sometime help them to show
the way.
Mengunjungi mereka membuat aku
semakin bersyukur atas nikmat yang telah aku dapatkan. Nikmat sehat dan kesempurnaan
fisik yang tidak mereka miliki secara sempurna. Aku dibuat takjub dengan
semangat mereka untuk mau belajar dan menjadi lebih baik. Walaupun terkadang
mereka bercerita bahwa mereka tertipu orang-orang yang jahil, atau memanfaatkan
keterbatasan mereka. Paguyuban itu benar-benar membantu mereka dalam
bersosialisasi antar sesama penyandang tuna netra.
Banyak kelucuan yang terkadang
muncul dari mereka, dan Oh My Gosh
mereka tetap mengikuti perubahan zaman dengan memanfaatkan teknologi seperi handphone untuk berkomunikasi. Bahkan handphone ASUS aku, kalah dengan I-phone
terbaru yang dia pake. Bagaimana
mereka menggunakannya? Tidak terlalu paham tapi mereka hanya mengetuk layar
telepon genggam mereka sambil mendekatkannya di telinga mereka. Yah, sebenarnya di setiap telepon
genggam yang kita miliki ada fasiltas yang berguna bagi para penyandang tuna
netra, seperti fasilitas suara misalnya untuk mencari no telepon seseorang dan
lain-lain. Hmm, telepon genggam
mereka telah di setting untuk bisa mereka
gunakan.
Source here |
Teknologi membantu para
penyandang disabilitas dalam melakukan aktivitas mereka. Kalau dulu para
penyandang tuna netra hanya bisa mengasah kemampuan indera lainnya untuk
menutupi kekurangan mereka. Kini, mereka bisa melakukan navigasi dan kembali ‘melihat’
indahnya meskipun dalam kapasitas terbatas. Ada sebuah teknologi yang dibuat
dengan menggabungkan objek maya berbentuk dua dimensi atau tiga dimensi untuk kemudian diproyeksikan pada lingkungan tiga dimensi untuk
menampilkan efek nyata. Teknologi tersebut adalah Kacamata Augmented Reality.
Source here |
Kacamata augmented reality didesain dengan material plastic yang tampak shiny
dan ringan. Sementara itu bagian layarnya menggabungkan teknologi Epson Moverio dan gadget Asus. Bagian gagang
kacamata yang tebal akan terhubung langsung dengan sejumlah tombol kendali dan
komputer Android yang mengatur kamera
dan pencitraan gambar yang dihasilkan. Kacamata ini juga dilengkapi dengan
baterai kapasitas cukup besar dengan daya tahan hingga 8 jam.
Kehadiran teknologi yang mampu
membantu para penyandang tuna netra untuk melihat kembali tentu menjadi
terobosan besar bagi dunia teknologi. Semoga kacamata ini bisa segera
dipasarkan secara umum dengan harga yang terjangkau.
Para penyandang disabilitas
tetap bisa menikmati teknologi untuk kenyamanaan mereka dalam melakukan
aktivitas dan bersosialisasi. Bahkan beberapa dari mereka terlihat mencolok
dengan prestasi-prestasi yang telah mereka raih. Tekologi terus berkembang
membantu kita dan para penyandang disabilitas dalam berakivitas, tapi aku juga
berharap bahwa fasiltas umum dibuat lebih ramah terhadap mereka. Semoga Pemerintah bisa lebih memperhatikan mengenai hal ini.
Source:
5 comments
semakin canggih saja memang teknologi sekarang ya kak. semoga memudahkan mereka yang memiliki keterbatasan, namun juga jangan sampai membuat kita ketergantungan :)
BalasHapussemoga semakin banyak teknologi modern yang bisa membantu aktifitas penyandang disabilitas. dan semakin banyak fasilitas umum yang ramah untuk penyandang disabilitas agar mempermudah mereka melakukan aktifitas di tempat umum
BalasHapus@gemaulani
Saya juga hampir memberikan contoh-contoh di atas di artikel saya :)
BalasHapus@amma_chemist
setuju sekali faislitas umum saat ini masih belum friendly utk disabilitas dan itu pun dilengkapi kesadaran masyrakat yg acuh
BalasHapussangar sangar iki teknologinya, penasaran ama speakernya...
BalasHapus@rizalarz