Artinya : “Apabila manusia
ditimpa bencana dia menyeru Kami, kemudian apabila Kami berikan nikmat Kami
kepadanya dia berkata :’ Sesungguhnya aku diberi nikmat ini hanyalah karena
kepintaranku.’ Sebenarnya itu adalah ujian, tetapi kebanyakan mereka tidak
mengetahui.” (QS. Az-Zumar,39:49)
Sungguh
itu adalah watak yang sangat buruk dilakukan, mungkin hal itu udah biasa kita
lakukan kepada sesama manusia, tapi kenapa Allah juga diperlakukan sama seperti
itu? Ampun Ya Allah, bahwa aku pernah berwatak buruk seperti itu, mudah-mudahan
itu terakhir kalinnya aku melakukan itu.
Sadar
ataupun tidak sadar, sebagai manusia kita mungkin pernah bersikap seperti itu
kepada Allah, Tuhan kita sendiri. Kita
selalu lupa dengan Allah ketika mendapatkan kesenangan, keindahan
ataupun keceriaan, dan kembali teringat ketika mendapatkan masalah, ujian
ataupun ketika ditimpa bencana.
Apakah
Allah pantas seperti itu? TIDAK!!!
Banyak
banget diantara kita yang memiliki satu watak itu, mungkin kita pun pernah
berada di posisi seperti itu. Ingat Allah jika ada maunya saja, merasa sedih
dan terluka, merasa bahwa Allah mengujinya dengan sangat parah. Jadi kemana
dirinya saat kebahagiaan itu datang, saat kesenangan itu mengelilinya, saat
keberhasilan itu tiba.
Merasa
hebat atas kepintaran sendiri, ketika mendapatkan apa yang diinginkan. Padahal
dia lupa bahwa itu sebenarnya adalah sebuah ujian. Mereka tidak menyadarai
bahwa ujian dari Allah itu tidak hanya berupa bencana dan kesedihan, ujian pun
bisa berupa nikmat yang selalu dia banggakan seolah itu adalah nikmat yang dia
peroleh dari kerja kerasnya sendiri ataupun dari kepintarannya sendiri.
Jadi,
teman mari kita libatkan Allah dalam segala hal, dalam segala keadaan maka
langkah kita akan menjadi lebih ringan, karena Allah selalu ada setiap saat membantu
kita, memberi petunjuk dengan cara-Nya sendiri untuk kita.
Tetap
bersabar dengan ujian yang diberikan-Nya dan selalu mensyukuri setiap hal yang
telah diberikan kepada kita serta tidak banyak mengeluh. (kadang susah banget
ngilangin ini, tapi yukk coba bareng-bareng).
Gais,
watak buruk manusia, yang jika terhimpit dia teringat Allah. Jika sudah lenyap
darinya masalahnya maka dia lupa kepada Allah. Ini adalah watak yang salah dan
terus berulang. Peristiwa yang terjadi
saat ini adalah bagian dari sejarah yang berulang.
Jadi
ingatlah juga, wahai teman-temanku bahwa Rencana Allah tidak akan pernah gagal,
ia akan berjalan terus, dan hanya musuh-musuh kebenaran itulah yang akan
mengalami kehancurannya sendiri.
Sebenarnya,
aku tidak terlalu bisa menasehati orang lain, semua tulisan ini aku selalu
tujukan untuk diriku sendiri, karena aku masih belajar untuk lebih baik yang
terkadang, merasa kalah juga dengan bisikan-bisikan menyesatkan.
Dan
ini adalah hari terakhir dari #1Hari1Ayat , berasa sedih karena pasti merindukan
untuk menulis lagi seperti ini. Untuk menuliskan apaa yang terkandung dalam
ayat tesebut itu jujur susah, kadang aku lihat buku-buku dan internet dan
sedikit penjelasan dari buku Tafsir Al-Qur’an
sendiri lalu flashback ke kehidupan aku pribadi, ataupun yang terjadi
dilingkungan aku.
Sedang
untuk membaca Al-Qur’an sendiri, insha Allah aku sudah biasakan untuk
membacanya tiap hari, dan aku usahakan untuk membaca. Nah, yang jarang banget
aku lakukan itu adalah membaca Tafsir nya, hadeuh. Kegiatan selama sebulan
kemarin itu benar-benar membuat aku angguk-angguk sendiri, bahwa semua hal itu
ada dalam Al-Qur’an, asalkan kita rajin membacanya, bertanya pada orang yang
memang ahli dalam bidang ini, seperti ustad, rajin dengerin ceramah di tivi juga
bagus loh, nambah pengetahuan kita tentang agama.
Dan
mudah-mudahan kita tidak tersesat ke dalam Islam yang salah, Karena aku pernah
baca bahwa Islam yang tidak sesuai dengan Islam itu telah ada di masyarakat
kita.
And
for the last¸ aku ingin ngajak semua orang untuk yukk budayakan membaca Al-Qur’an
seperti saat kita kecil dulu ataupun seperti masa ayah bunda kita dulu.
Keep
Qur’an-ni teman